Postingan

New!!!

Puisi 11

Pahlawanku, Malaikat Tanpa Sayap  Oleh Ahmad Farid Aku teringat kau, yang bangun pada pagi Lebih pagi dari pada matahari Aku teringat kau yang terlelap pada malam Bahkan lebih malam dari bangunnya para penguasa malam   Aku … menyanjungmu dalam diam Tak bisa utarakan rasa sayang karena kegengsian Aku mengagumimu dalam kesendirian Tak bisa ucapkan karena kecamuk malu untuk ungkapkan   Maafkan aku karena itu Bodohnya aku, naifnya diriku Kasarnya sikapku, egoisnya perbuatanku Mengundang tangismu tak lagi kadang, mengundang marahmu tak terbilang

Puisi 10

Permata, Kubangga Oleh Ahmad Farid Derita yang kurasakan membawa rasa pahit yang kental Luka yang kualami selama hidupku membuat goresan panjang Nyeri dan perih tergalang rasa Duka dan kepedihan, menyiksa jiwa   Menghilangkan semua hal itu seakan kebohongan Menghilangkan semua rasa itu seakan hanya angan Kehadiranmu itu, hawa hangatmu Membuka lembar baru dalam hidupku, meniup kembali bara semangatku.   Meski tak tergapai lengan Meski tak terjangkau galah Tak mengapa, hadirmu sudah cukup buat semangatku melejit Tak mengapa, indah suaramu cukup beriku tenaga yang baru   Walau tak kubisa kugenggam, tak bisa kurangkul dengan semua yang kupunya. Walau ku tak rasakan pantas, tak mengapa. Aku baik saja   Aku hanya minta izinmu untuk tetap berada di sampingmu. Sebagai seorang yang menjadikanmu inspirasi Menjadikanmu kompas untukku melangkah dalam ketersesatan

Puisi 9

Bulanku, Cerahmu Puisi Aditya Rahman , telah disunting ulang oleh Ahmad Farid   Wajahmu ajaib, Senyummu canggih. Hanya dengan menatap, lelahku hilang. Gairah Hidupku balik, bara semangatku tertiup, Hati ini bergembira senang.   Kau wanita penuh pesona yang indah tersinar senja. Kaulah bintang yang berkelip diantara gelap tanpa bulan. Kaulah purnama saat awan mendung menjelang di langit malam. Kaulah matahari, hangatkan tubuh dengan sinarmu, di pagi dinginku.   Hangat senyummu, renyah tawamu, lenggak-lenggok lucu gerakmu, membiusku dalam angan penuh lamunan

Puisi 8

-Sanatya Kara- Oleh Aditya Rahman, telah disunting ulang oleh Ahmad Farid Semua yang ada padamu, aku suka Mungilnya hidungmu, berbarisnya gigi putihmu Kulitmu nyaman membuat pindahku enggan Jidatmu, yang bahkan dapat menampung berbaris dua kesebelasan Lentuknya jari tanganmu, kokohnya hati murnimu Bahkan manisnya senyum yang selalu kau pasang setiap kesempatan.   Memukauku dalam sekali pandang. Menghipnotisku hanya dengan sekali tatap. Aku sungguh dalam kerelaan pasrah Menyerah akan pesonamu yang mampu membuatku beranggapan bahwa bulan menjadi ganda.   Aku teringat dikau saat malam Aku terlamun kau saat siang dan senja Engkau… dalam hening kuterpukau Dalam mimpi bahkan kau kuingin datang.   Copyright : Ahmad Farid.

Artikel Basa Sunda 1

Heup, Ngajarkeun Bahasa 'Cadel' Ka Budak! Ahmad Farid Budak mangrupikeun titipan ti Nu Maha Asih. Budak, saperti kertas nu masih polos, anu masih beresih tina sadaya kokotor. Sapertos paribasa, "Uyah mah tara téés ka luhur" budak mah kumaha kolotna, alus goréng kalakuan budak kumaha didikan kolotna. Budak masih beresih, masih polos, tapi nu ngarobahna mah kolotna. Di jaman kiwari, rupi-rupi macem budak aya. Ti kawit budak bageur pikaresepeun dugi ka budak baong pikasebeleun, sadayana aya. Tapi, budak mah teu apal nanaon di dunya ieu téh. Sarupaning kalakuan budak dumasar tina didikan kolot jeung pangaruh lingkunganana. Didikan jeung lingkungan anu bener tangtu ngahasilkeun sipat jeung kalakuan budak anu alus. Kitu ogé sabalikna, didikan jeung lingkungan anu kurang alus tangtu ngahasilkeun budak anu loba mikangéwa. Salah sahiji didikan anu kurang merenah dina ngadidik budak nyaéta osok ngagunakeun bahasa anu "dicadélkeun" atawa nurutan ucapan anu

Puisi 7

Gelora Orang Muda Karya: Ahmad Farid Gelora orang-orang muda negeri ini Teriak dari kami para nasionalis yang inginkan pembebasan negeri Tak pedulikan daerah mana kami, kami akukan kami satu bangsa Dengarlah kompeni, kami putra putri Indonesia Dua kongres yang menjad titik awal Dua hari, dua hari kami tetapkan cita-cita luhur kami Kami hendak ubah ladang jajahanmu Kami tegaskan, ini tanah Indonesia kami Jong Java, Jong Sumatra, Jong Betawi, kami tak peduli Kami hendak bubarkan, kami hendak kocar-kacirkan kau, Kompeni Sudah cukup banyak derita yang kau simbahkan Kami serukan, kami orang muda, kami bangsa Indonesia Merdeka!!

What's On?

RSS Feed

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner